Harga Gabah Rendah di Karawang Semakin Parah, DPRD Jabar Sentil Lambannya Peran Bulog

Harga gabah di Karawang rendah tak terkendali kebijakan cepat pemerintah dan Bulog. Akibatnya, serapan gabah petani yang merupakan program Bulog, masih sebatas "wait and see" dari kantor pusatnya. Sampai awal Juli 2021, panen musim rendeng di golongan air IV dan V, harga gabah justru di banderol pasaran lebih rendah dari sekedar menitnya sekalipun, yaitu di kisaran Rp3,5 ribu perkilogram. 

Semakin Parah, Harga Gabah Karawang Lebih Rendah dari Menir 

"Harga beunyeur (Menir_red) buat pakan itik dan ayam saja Rp4 ribu perkilogram, ini gabah cuma Rp3,5 ribu per GKP, di hutang pula oleh tengkulak berminggu-minggu. Ini teh pemerintah pada kemana? Pupuk sudah langka dan mahal, tiap kali panen harga murah terus, " Keluh Petani di Perbatasan Tempuran - Telagasari, Iskandar kepada kabarkarawang.com, Jumat (2/7).


Petani sebutnya, tidak butuh para pemangku kebijakan mengumbar-umbar target dan program untuk produksi gabah dan stok beras dan gabah yang sudah beredar di lapangan, tetapi yang di butuhkan solusi konkrit soal stabilnya harga gabah, minimal diatas Harga Pokok Pemerintah (HPP). Baginya, petani sudah sukses membantu pemerintah dalam capaian produksi dan kualitas di musim rendeng, tetapi mengapa saat harga rendah, pemerintah tidak hadir ditengah-tengah petani memberikan solusi. "Apakah hukum pasar, atau memang alasan Corona, tapi petani buruh solusi konkrit, tidak ngalor ngidul urusi produksi. Memalukan sekali panen kali ini, dimana harga gabah lebih rendah dari menir pakan ternak, " Sesalnya.

Sebelumnya, Wakil Pimpinan Perum Bulog Sub Divre Karawang, Satrio mengatakan, pihaknya tidak bisa mengambil langkah lebih jauh terkait harga gabah yang dikeluhkan para petani, sebab pengadaan gabah belum dibuka lagi saat ini, sementara kebijakan pengadaan gabah atau beras domainnya di kantor pusat.
"Kita sudah laporkan kondisi ini ke wilayah dan pusat, agar segera membuat kebijakan menyelamatkan para petani yang kadung merugi dengan harga di bawah HPP saat ini," terangnya saat dikonfirmasi soal rapat pembahasan serap gabah (sergap) petani Karawang dengan sejumlah OPD yang dipimpin Wakil Bupati Karawang, Aep Syaepuloh di Perum Bulog cabang Karawang, pada Rabu, (30/6).

"Hanya saja kalau untuk melangkah lebih jauh, itu bukan domain kita, sebab Bulog di daerah hanya pelaksana kebijakan dari pusat," sambungnya.

Satrio menjelaskan, target serapan Bulog Karawang tahun ini sebanyak 47ribu ton setara beras. "Sementara hingga Juni, kita baru mencapai 11 ribu ton setara beras," ungkapnya.

Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat, Rahmat Hidayat Djati mengatakan,  peran Bulog yang dinilainya lamban memperhitungkan harga gabah dan stok beras agar situasi seperti sekarang bisa diantisipasi.

"Bulog harusnya bisa lebih cepat lagi dalam menghitung waktu soal harga gabah dan stok beras sebagai cadangan pangan dan lebih cermat dalam mengantisipasi kondisi lapangan," tandasnya. (Rd)
Posting Komentar