Ini Lima Daerah Jabar yang Diprediksi Raih Herd Immunity di 11 Desember 2021

Program percepatan vaksinasi COVID-19 terus bergulir di Provinsi Jawa Barat. Berbagai upaya percepatan pun dilakukan, agar kekebalan kelompok atau herd immunity yang ditargetkan akhir Desember 2021 dapat tercapai.

Ketua Divisi Khusus Percepatan Vaksinasi COVID-19 Jabar, Dedi Supandi mengatakan, rata-rata capaian harian vaksinasi Jabar terus meningkat, dari yang awalnya hanya 194.000 dosis per hari menjadi 311.000 dosis per hari dan puncaknya pada 28 Agustus 2021 lalu yang mencapai 434.000 dosis per hari.

Berdasarkan capaian tersebut, terdapat lima daerah dari total 27 kabupaten/kota di Jabar yang dinilai sukses menjaga ritme capaian vaksinasinya. Dia memprediksi, jika kondisi tersebut dapat terpelihara, maka kelima daerah tersebut bakal lebih cepat meraih herd immunity, yakni 11 Desember 2021 mendatang.

"Ada 5 kabupaten/kota yang kalau konstalasi ini terus dipelihara maka (vaksinasi) akan selesai di tanggal 11 Desember 2021, yakni Kota Bandung, Kota Cimahi, Kota Bogor, Kota Banjar, dan kabupaten Sumedang," ungkap Dedi saat meninjau vaksinasi massal bagi warga disabilitas di SLB Negeri Cicendo, Jalan Cicendo, Kota Bandung, Sabtu (25/9/2021).

Meski begitu, lanjut Dedi, ada tiga kabupaten di Jabar yang capaian vaksinasinya terbilang masih rendah. Menurutnya, jika ketiga daerah ini tak mampu meningkatkan capaian vaksinasinya, maka herd immunity baru akan tercapai 2023 mendatang. Ketiga daerah tersebut, yakni Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Cirebon, dan Kabupaten Ciamis.

"Dari kesemuanya tadi, ada (daerah) yang selesai di tahun 2021, ada yang 2022, dan ada yang di 2023. Memang kalau dihitung rata rata, maka akan selesai di bulan Maret 2022," terangnya.

Agar target herd immunity di Jabar benar-benar dapat tercapai akhir Desember 2021, Dedi menekankan pentingnya kesamaan target vaksin, jumlah vaksinator, dan kesamaan capaian vaksinasi per bulan.

Oleh karenanya, pihaknya bakal banyak melibatkan tenaga kesehatan, termasuk bidan yang tersebar di Jabar, agar capaian vaksinasi dapat ditingkatkan.

"Jadi, ke depan kita akan menyampaikan bahwa sudah saatnya praktek bidan dan perawat yang mereka buka praktek di luar jam kerja, jam 16.00 ke atas itu akan kita bebani untuk menyuntikan vaksin," kata Dedi.

"Kalau dihitung ada 12.500 bidan praktek yang ada di seluruh Jabar. Kalau kita bebani sekitar 30 orang per hari yang mereka sanggupi, otomatis sudah menimbulkan peningkatan harian," sambung Dedi.

Dedi pun memastikan bahwa pasokan vakson ke Jabar saat ini tak lagi menjadi kendala. Bahkan, kata Dedi, pasokan vaksin di sejumlah daerah mulai banyak, seperti di Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, termasuk wilayah aglomerasinya.

"Stok vaksin gak menjadi kendala lagi. Rumusnya begitu, habiskan vaksin. Bahkan, hari ini saya lihat drop-nya cukup banyak untuk Kota Bandung, kabupaten Bandung, Bandung Barat juga banyak, termasuk daerah-daerah aglomerasi," katanya.

Lebih lanjut Dedi mengatakan, selain masyarakat umum, pihaknya pun terus menggenjot vaksinasi bagi warga disabilitas di Jabar. Bahkan, Dedi menyebutkan bahwa capaian vaksinasi warga disabilitas di Jabar tertinggi di Indonesia.

"Capaian Jabar paling tinggi," ujarnya.

Capaian tersebut menurutnya tak lepas dari upaya percepatan vaksinasi warga disabilitas yang telah dilakukan, mulai dari mengelar vaksinasi di sekolah-sekolah luar biasa hingga mendatangkan langsung vaksinator ke rumah-rumah warga disabilitas.

"Khusus untuk disabilitas, Jawa Barat mendapatkan 121.000 dosis vaksin yang artinya untuk 61.000 disabilitas, sedangkan jumlah disabilitas di Jabar sekitar 30.000 orang," sebutnya.

Dedi menambahkan, warga disabilitas memiliki keistimewaan, baik fisik maupun mentalnya. Oleh karenanya, dalam pelaksanaan vaksinasi warga disabilitas di Jabar dilakukan dengan pendampingan pihak keluarga.

"Jadi penyuntikan (vaksin) disabilitas ini rumusnya dengan pendampingan," kata Dedi.(***)

Posting Komentar