Sundep Ringsek Tanaman Padi di Sawah Lemahabang, Begini Keterangan Penyuluh Pertanian

Sekitar 10 hektar tanaman padi di areal sawah dusun Jarakah Desa Lemahabang, kadung gagal tanam akibat serangan hama sundep yang tidak tertolong di Golongan air III. Usut punya usut, siklus serangan hama ini sebenarnya sudah menjadi warning UPTD Pertanian dan Penyuluh pertanian setempat sejak awal masa tanam. 

Bahkan, ditengah PH tanah di ambang antara 4-5 dan asam, UPTD setempat sudah memberikan bantuan pupuk organik cair sebelumnya untuk di manfaatkan.

Sundep Ringsek Tanaman Padi di Sawah Lemahabang, Begini Keterangan Penyuluh Pertanian


"Sejak awal masa tanam kita sudah warning karena sudah nampak serangan hama beluk, sehingga di musim tanam pada sawah golongan air 3 ini bisa semakin parah dan harus di antisipasi penyelesaian awal penggereknya sejak masa persemaian. Bahkan, terakahir kita bersama Petugas Pengendali Organisme Penggangu Tanaman (POPT) chek langsung pada 28 Maret 2022 kemarin ke areal pesawahan di Jarakah ini, meninjau progres akhir pertanaman yang terserang hama subdep, " Kata Penyuluh Pertanian Desa Lemahabang Wadas Siska Kartikasari.


Kamis pagi (8/4/2022) sebut Siska, pihaknya kembali mendatangi lokasi pesawahan di Jarakah. Dari data yang didapatkan, lahan yang terserang hama sundep ini, secara kalkulasinya sekitar 10 hektar dan hanya 1 hektar diantaranya yang berpotensi terselamatkan, ini sebutnya, akibat sedari awal tidak di gunakannya organik cair untuk menyuburkan zat tanah yang PH keasamannya di bawah 5, sementara penyemprotan kimia sebut Siska, sudah over dan membuat tanaman keracunan akibat posfornya tidak dapat terurai. 


"Untuk sementara, hasil koordinasi dengan petani areal yang gagal tanam itu akan di kosongkan garapannya selama satu musim, sambil kita arahkan mereka daftar agar mendapati asuransi pertanian (AUTP), " Tandasnya.


Pihaknya sambung Siska, terus berkoordinasi dengan Kelompok tani, kepala desa maupun POPT soal ancaman hama jauh-jauh hari, karena migrasi sundep dari lahan sawah yang sudah panen ini bisa saja meluas ke areal sawah hilir seperti yang terjadi di golongan air III ini.


"Kita sering menyerukan ayo selamatkan persemaian dari penggereknya, sebab satu ulat penggerek itu, bisa hasilkan 50-200 telur dan ini harus di ambil saat persemaian untuk meminimalisir kemungkinan buruk. Namun, karena istilah "jaga-jaga" tak jarang petani lebih memilih penyemprotan kimia terus menerus dalam pengendaliannya, sehingga kalau dosis tak sesuai bisa membuat hama jadi resistensi bahkan hingga ledakan populasi atau resurgensi, " Katanya. 


Kepala UPTD Pengelolaan Pertanian Kecamatan Lemahabang, Dedi S mengatakan, pengamatan hama selalu di lakukan petugas POPT secara berkala, begitupun penyuluhan di awal musim tanam. Namun sebut Dedi, migrasi hama yang ternyata sulit terkendali oleh petani karena pilihan lebih dominan kimia, membuat pertanaman meluas terserang beluk dan tak terselamatkan beberapa hektar. 

Padahal, pihak dinas melalui UPTD, selain sudah memberikan penyuluhan, juga sudah mendistribusikan bantuan pupuk cair organik untuk di manfaatkan, karena berdasarkan hasil tes, keasaman tanah sawah di Desa Lemahabang dibawah 5 dan harus di dorong organik.


"Sementara tidak di garap saru musim, dan petani sekitar sudah didaftar ke asuransi pertanian (AUTP), " Pungkasnya. (Rd)

Posting Komentar