Guru Penggerak Bakal Diprioritaskan Tempati Posisi Strategis di Lembaga Pendidikan

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) mendorong lulusan Program Guru Penggerak (PGP) mendapatkan prioritas untuk menempati posisi strategis di lembaga pendidikan.

Hal ini disamapikan Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim saat membuka Dialog Pendidikan Program Guru Penggerak (PGP) secara virtual pada Kamis (5/8/2021) kemarin. Nadiem meyakini dari awal ingin memastikan bahwa Guru Penggerak adalah talenta pemimpin masa depan, seperti kepala sekolah, pengawas, dan lain-lain.

"Untuk itu, kami merancang regulasi yang mendukung dan memastikan alumni Guru Penggerak benar-benar mendapatkan prioritas dan kesempatan pertama di posisi kepemimpinan,” ujar dia, Jakarta, Sabtu (7/8/2021).

Lebih lanjut, Menteri Nadiem mengatakan, Program Guru Penggerak adalah pelatihan yang diberikan kepada guru sebagai upaya memberikan dampak nyata pembelajaran di kelas agar menjadi lebih menyenangkan dan bukan sekadar pendidikan dan pelatihan (diklat) biasa.

“Guru bukan sekadar dilatih cara mengajarnya saja, tetapi dibuka pemikirannya agar secara mandiri dapat bereksperimen dan percaya diri mengikuti instingnya dalam menciptakan format pembelajaran yang menyenangkan sehingga murid pun merasakan perbedaannya di kelas,” paparnya.

Lebih lanjut, Menteri Nadiem mengakui bahwa dirinya selalu antusias ketika berbincang dengan para guru yang tergabung dalam program Guru Penggerak, karena dirinya merasakan momen emosional.

"Khususnya ketika banyak guru yang mengaku belum pernah ada program yang mampu mengubah pola pikir dan menggugah identitas diri mereka sebagai pendidik," katanya.

Senada dengan itu, Direktur Jenderal (Dirjen) GTK, Iwan Syahril menyampaikan apresiasi atas komitmen, perjuangan, semangat, dan daya juang peserta yang telah menjalani pendidikan Program Guru Penggerak Angkatan I selama sembilan bulan terakhir ini.

“Kita semua sangat bangga dengan terlihatnya perubahan pola pikir dan pembelajaran guru-guru kita terutama dalam melihat dan memosisikan murid. Semangat egaliter, terbuka, terus belajar dan berbagi serta budaya refleksi telah mengakar di kalbu para guru-guru kita,” ungkapnya.

Iwan harap setiap pengalaman maupun pembelajaran yang telah didapatkan oleh para guru selama pendidikan bisa menjadi berkah yang menginspirasi setiap lapisan pendidikan di lingkungan masing-masing.***ts

Posting Komentar