Diprediksikan 400 Ribu Pemudik Bakal Lolos Masuk ke Jabar saat Larangan Mudik

Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil mengatakan ada 158 titik penyekatan yang tersebar di berbagai wilayah Jabar sebagai tindak lanjut larangan mudik lebaran yang mulai berlaku 6 Mei 2021-17 Mei 2021.

Mudik di Karawang dua tahun lalu.

Gubernur yang akrab disapa Emil itu juga mengatakan, 158 titik penyekatan sudah termasuk jalur tikus yang acap kali dilalui oleh pemudik.

"Ada 158 titik penyekatan termasuk jalan-jalan tikus sudah diatur sedemikian rupa oleh tim TNI Polri," kata dia di Lapangan Gasibu Bandung, Rabu (5/5).

"Yang 158 itu termasuk arteri dan jalan tikus. Pak Kapolda yang menyiapkan semuanya," lanjut dia.

Emil pun menitipkan pesan kepada Kapolda Jabar Irjen Ahmad Dofiri agar mengantisipasi pemudik yang hendak memanfaatkan waktu istirahat para petugas. Adapun petugas yang disiapkan di titik sekat dipastikan akan melakukan penjagaan selama 24 jam.

"Saya titip ke Kapolda ada perbincangan di Medsos mereka curi-curi waktunya petugas mungkin lagi istirahat. Makanya 24 jam itu gantian," ucap dia.

Meskipun sudah menyiapkan titik penyekatan, Emil menuturkan, bakal ada sekitar 400 ribu pemudik yang diprediksi bakal lolos. Maka dari itu, dia meminta pada aparat pemerintahan di kewilayahan untuk menyiapkan ruang karantina.

Kita harapkan yang biasanya Jawa Barat itu mudik 6 juta orang di zaman normal, itu bisa kita minimalisir semaksimal mungkin karena masih ada teorinya 7 persen. Jadi kalau 7 persen kali 6 juta ada sekitar 400 ribuan.--Ridwan Kamil

Lebih lanjut, Emil mengimbau kepada masyarakat agar tak melakukan mudik lebaran untuk mengantisipasi potensi penyebaran virus. Jangan sampai, sebaran kasus corona menjadi serupa dengan di India. Dia pun menegaskan, bakal selalu sejalan soal kebijakan dengan pemerintah di tingkat pusat.

"Pemerintah Jawa Barat konsisten satu narasi dengan pemerintah pusat daripada kami nanti seperti India rumah sakitnya mau kolaps, sistem rumah sakitnya tidak sanggup," kata dia,berita dilansir dari Kumparan.

"Mari jangan egois jangan melihat dengan logika zaman normal untuk berpendapat di zaman darurat. Logikanya hari ini adalah logika zaman darurat," pungkas dia.***.

Posting Komentar