Pengamat Sebut Tawuran Pelajar di Kabupaten Karawang Masuk Fase Darurat, Ini Kata Polisi
Hari Guru Nasional tahun 2023 mengusung tema “Bergerak Bersama Merdeka Belajar”. Tema tersebut menjadi harapan bagi para guru untuk memberikan pengajaran yang berkualitas dan memotivasi peserta didik dalam meraih pengetahuan.(26/11/23).
Kasat Binmas Polres Karawang , AKP Hj. Iis Pupita Nengish saat di temui di ruang kerjanya menyebut, tantangan seorang guru di era sekarang tidak hanya terbatas pada ruang kelas. Melainkan juga melibatkan perubahan dinamika pembelajaran secara menyeluruh termasuk bagi mana mengadaptasikan dunia kekinian agar para peserta didik paham akan situasional.
“Pada saat proses belajar mengajar diharapkan para guru mengajar manfaat digitalisasi termasuk medsos selain diajarkan berbagai macam media pembelajaran, baik online maupun offline,” ujar Iis Puspita, pada Jumat (24/11/2023).
Menurut Iis Puspita, berbagai metode pembelajaran yang diterapkan pasti menciptakan variasi menyegarkan bagi peserta didik. Dengan begitu, minat dan antusiasme belajar siswa juga ikut meningkat namun jangan lupa mengingatkan bila teknologi tak tepat guna atau salah peruntukan bakal pula menyeret pengguna kepada kasus hukum pidana.
Ia mencontohkan pintarnya seorang oknum pelajar bermain medsos lalu dipergunakkan untuk membuat sebuah grup yang menghimpun kekuatan dan dimanfaatkan untuk tawuran atau aksi-aksi lain. Ini yang kami sangat khawatirkan, tegas Iis Psupita.
Iis menceritakan ketika menggelar rutinitas program Kepung Karawang banyak petugas menemukan beberapa kelompok oknum pelajar yang berkumpul -kumpul yang bermula dari undangan dari grup medsos. Ternyata bukan hanya berkumpul biasa mereka melainkan merencanakan aksi-aksi tak jelas dan nilai sangat dapat ganggu ketertiban umum.
Pekan kemarin, sambungnya, petugas gabungan sampai jam tiga pagi menjalankan program Kepung Karawang dan hasil operasi secara rata-rata membubarkan oknum-onum pelajar yang berkumpul atau nongkrong ditempat tertentu dan lokasi tersebut kerap jadi lokasi tawuran selama ini.
Kasatbinmas Iis Puspita juga meminta kepada publik Karawang khusus mereka yang memiliki anak yang masih bersekolah di level SMP atau SMA dan SMK ataupun sederjat untuk lebih telaten dan meningkatkan pengawasaan kepada anaknya jika tidak ada di rumah, tandasnya.
Ridwan salah satu pengamat pendidikan mengatakan persoalan tawuran pelajar di Kabupaten Karawang sudah masuk fase darurat.
Peristiwa tawuran pelajar di Kabupaten Karawang bisa dikatakan hampir terjadi disetiap hari di wilayah berbeda dengan lokasi yang berbeda pula,ungkapnya.
Terbayang ga oleh kita, dari 30 kecamatan di Kabupaten Karawang tersebar 297 desa dan 12 kelurahan dengan jumlah titik lokasi atau kampung atau dusun ribuaan lalu terjadi di satu titik tawuran pelajar. Siapa yang harus bertanggungjawab, semua tidak cukup bila mengandalkan hanya kepada para petugas dalam hal ini misal Satpol PP, Satgas Pelajar ataupun TNI- Polri.Karena perlu diketahui jumlah penduduk Karawang pada saat ini misalnya dengan jumlah petugas polisi yang tidak berbanding lurus (rasio perbandingan,red), ujar Ridwan.
Ia menambahkan, kondisi kedaruratan tawuran pelajar di Karawang tidak bisa dibereskan hanya membentuk Satgas pelajar atau bertumpu kepada APH dan dinas terkait. Ini semua mesti dilibatkan atau ada keterlibatkan lingkungan dan para orang tua pelajar untuk mengawasi anaknya masing-masing agar tidak terseret ke aksi-aksi tawuran yang makin marak, tandas Ridwan,di Karawang.
Dikatakan Ridwan, Pemkab Karawang harus segera membuat terobosan baru guna pencegahan misal membawanya sampai desa-desa agar para orang tua mengetahui perkara kekinian yang terjadi.
Dalam kegiatan minggon desa umpamanya untuk perkara tawuran pelajar mesti disampaikan oleh para pejabat terkat agar sampai ke kampung-kampung atau ke teilinga masyarakat yang berkaitan masalah, pungkasnya. (*)