Soal Perbedaan Jumlah Rakaat Salat Tarawih, Ustadz Abdul Somad Berikan Penjelasan

Masuknya bulan suci Ramadhan disambut gembira oleh umat muslim. Kesempatan untuk melipatgandakan pahala dan memperbanyak amal menjadi keuntungan di bulan Ramadhan ini.

Soal Perbedaan Jumlah Rakaat Salat Tarawih, Ustadz Abdul Somad Berikan Penjelasan
Ustadz Abdul Somad

Selama bulan Ramadhan umat muslim diwajibkan untuk menjalan ibadah puasa.

Puasa tidak saja melatih kita menahan lapar dan haus namun juga melatih mengendalikan nafsu agar menjadi manusia yang lebih beriman kepada Allah SWT.

Di malam hari, ada ibadah lainnya yang dapat kita lakukan untuk melipatgandakan pahala. Salah satunya melaksanakan ibadah salat tarawih.

Hukum salat Tarawih adalah sunah muakkad yakni ibadah sangat dianjurkan.

Sebagaimana ajaran Nabi Muhammad SAW, salat tarawih dilaksanakan di malam hari bulan Ramadhan setelah salat isya.

Meski begitu, dalam pelaksanaan salat tarawih terdapat perbedaan di kalangan umat mulim mengenai jumlah rakaat yang dijalani.

Mengenai hal ini, Ustadz Abdul Somad pun memberikan penjelasannya lewat kanal YouTube Ustadz Abdul Somad Official.

Ia mengatakan, jumlah rakaat salat tarawih tidak lebih dari 11 rakaat termasuk salat witir.

"Jelas disitu disebutkan 11 rakaat. Tak lebih tak kurang. Lalu yang 23 rakaat itu datangnya dari mana?" ujarnya.

Mengenai perbedaan itu, Ustadz Abdul Somad yang biasa disapa UAS ini menjelaskan jika itu diriwayatkan oleh jumhur ulama, dari kalangan ahli Fiqh, Mazhab Hanafi, Mazhab Hambali, Daud Zohiri, mayoritas ulama.

"Sesungguhnya kaum muslimin salat pada masa Umar Ibnu Khattab RA, dan Utsman Ibn Affan, Ali Ibn Abi Thalib, mereka sholat 20 rakaat," terang UAS.

Sementara itu, ia juga menjelaskan, saat itu Umar bin Khattab melihat orang salat di posisi yang berbeda-beda.

Kemudian sahabat Nabi ini mengatakan, alangkah bagusnya jika perbedaan itu disatukan menjadi satu.

"Imamnya diangkat Ubay Bin Ka'ab. Ketika Umar Bin Khattab RA melihat kaum muslimin di Madinah shalatnya beramai-ramai 20 rakaat, Umar mengatakan, sebaik-baik bid'ah inilah dia," kata Ustadz Abdul Somad.

Seperti yang dikatakan Imam Tardmizi, sebut UAS, mayoritas ulama sebagaimana diriwayatkan dari Umar Bin Khattab, Ali Bin Abi Thalib dan sahabat yang selain mereka berdua jumlah rakaat salat tarawih 20 rakaat.

"Itu juga pendapat Imam ats Tsauri, dan Imam Ibnul Mubarak, dan Imam Syafii mengatakan 20 rakaat, ditambah Witir menjadi 23 rakaat," jels UAS.

Lebih lanjut, UAS menerangkan yang berbeda adalah Imam Malik Bin Anas yang menyebut salat tarawih yakni 36 rakaat.

"Menurut Imam Malik Bin Anas, salat tarawih itu 36 rakaat, tambah Witir jadi 39," ucapnya.

Mengenai perbedaan jumlah rakaat itu, UAS mengutip pendapat Al Hafidz Ibnu Hajar al-Atsqalani.

Ibnu Hajar yang mengatakan, orang Madinah salat 36 rakaat untuk mengimbangi orang Mekkah.

"Jadi orang Makkah itu setelah empat rakaat, mereka Tawaf. Orang Makkah Tawaf orang Madinah tak bisa Tawaf karena tak ada Ka'bah. Maka di sela-sela itu mereka tambah lagi," jelasnya.

Sehingga, soal kebingungan jumlah rakaat salat tarawih ini diungkap UAS tak perlu diperdebatkan. (*)

Posting Komentar