5 Perbedaan Kurikulum Sekolah Penggerak dengan Kurikulum 2013

Kurikulum Sekolah Penggerak atau KSP berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara holistik yang mencakup kompetensi (literasi dan numerasi) dan karakter. Hal itu diawali dengan SDM (kepala sekolah dan guru) yang unggul.

KSP merupakan penyempurnaan program transformasi sekolah sebelumnya. KSP akan mengakselerasi sekolah negeri/swasta di seluruh kondisi sekolah untuk bergerak 1-2 tahap lebih maju.

Program ini dilakukan bertahap dan terintegrasi dengan ekosistem hingga seluruh sekolah di Indonesia menjadi bagian dari program sekolah penggerak.

Beberapa Perbedaan KSP dengan Kurikulum 2013 (K13)

1. Jenjang PAUD (usia 5-6 tahun)

Per minggu 1.050 menit (900 menit dalam K13). Asesmen yang dilaporkan cukup asesmen semester (dalam K13, asesmen harian perlu dilaporkan)

Pendekatan pembelajaran berbasis literasi (dalam K13, pendekatan pembelajaran berbasis tema)

2. Jenjang Sekolah Dasar

Mata Pelajaran (mapel) IPA dan IPS digabung menjadi IPAS (ilmu pengetahuan alam dan Ssosial) sebagai fondasi sebelum anak belajar IPA dan IPS terpisah di jenjang SMP.

Pendekatan pengorganisasian muatan pelajaran (berbasis mapel, tematik, dan sebagainya) merupakan kewenangan satuan pendidikan.

Sekolah diperbolehkan tetap menggunakan tematik ataupun beralih ke pendekatan berbasis mapel.

3. Jenjang SMP

Informatika jadi mapel wajib. Guru yang mengajar tidak harus memiliki latar belakang/kualifikasi pendidikan informatika.

Buku guru disiapkan/disediakan untuk membantu guru-guru pemula dalam mapel ini.

4. Jenjang SMA (kelas X)

Di kelas X, belum terdapat peminatan. Siswa mengambil seluruh mapel wajib. Siswa menyiapkan diri untuk menentukan pilihan mapel di kelas XI.

Mapel IPA terdiri atas fisika, kimia, biologi (6 jam/minggu) Mapel IPS terdiri atas sosiologi, ekonomi, sejarah, geografi (8 jam/minggu).

5. Jenjang SMA (kelas XI dan XII)

Di kelas XI dan XII, siswa bisa memilih mata pelajaran dari kelompok pilihan Siswa memilih mata pelajaran dari minimum 2 kelompok pilihan hingga syarat minimum jam pelajaran terpenuhi, total 40 jam per minggu dan jam pelajaran untuk mapel pilihan adalah 22 jam per minggu.

Ada 5 kelompok mata pelajaran yang direkomendasikan, yaitu, MIPA (matematika peminatan, fisika, kimia, biologi, informatika), IPS (ekonomi, sosiologi, geografi, antropologi), bahasa dan budaya (bahasa dan sastra Indonesia, bahasa dan sastra Inggris, bahasa asing lainnya), vokasi/karya kreatif (budidaya, rekayasa, dan sebagainya), dan seni-olahraga (khusus untuk sekolah-sekolah yang ditetapkan pemerintah).(PR)

Posting Komentar