Mantul Banget, Siswa SMK Indonesia Mas Karawang Workshop Study dan Kerja di Jerman

Bonus demografi yang di miliki Indonesia di masa depan, bisa jadi ancaman maupun peluang bagi para usia produktif. Enggan tertinggal dengan produktivitas tersebut, siswa SMK Indonesia Mas dengan beragam kompetensi keahlian di suguhi workhshop continuning education in Germany, Senin (20/12). Dengan menghadirkan pemateri lulusan kampus di Berlin yang sudah Alang melintang 14 tahun di Jerman, With Alwien Parahita B.Sc M.Sc, para siswa SMK yang berlokasi di Desa Tegalwaru, Kecamatan Cilamaya Wetan, Kabupaten Karawang tersebut di beri wawasan, motivasi dan cara untuk bisa study and ausbilding di Negara dengan kiblat teknik dunia tersebut.



Amaludin Syarief Hidayat S.s Panitia Pelaksana workshop mengatakan, kegiatan ini terselenggara bertujuan untuk mempersiapkan diri bagi para siswa SMK Indonesia Mas dan lulusannya untuk merubah pola pikir para siswa tentang dunia pendidikan dan dunia kerja dengan memperkenalkan bahwa dunia ini luas. Mas Alwien yang di datangkan sebagai pemateri yang sudah menempuh studi 14 tahun di Jerman, diharapkan bisa memberikan motivasi, kiat-kiat dan berbagi bersama untuk menjelajahi Jerman. Baik tentang apa saja yang harus di kupas dalam workshop interaktif ini maupun apa saja yang harus di persiapkan pihak sekolah maupun siswa agar bisa memenuhi kompetensinya untuk bisa study maupun magang dan kerja di Negara yang minus 23 persen warganya kekurangan populasi usia kerja.

"Kita rubah mainset kita untuk berselancar dan menjelajahi dunia, bahwa dunia ini luas dan kesempatan hingga peluang apapun harus bisa kita manfaatkan, " Katanya.

Mulyadi Rusmianto SE, MS.i Kepala SMK Indonesia Mas mengatakan, workshop bagi para siswa ini adalah dilatarbelakangi dari adanya bonus demografi Indonesia kedepan. Ini bisa jadi ancaman atau peluang tergantung dari cara kita menyikapinya. Para siswa adalah usia-usia produktif yang harus menjawab tantangan tersebut, karenanya sebut Mul, jangan pernah merasa takut dan ragu membuka pola pikir yang lebih luas, baik wawasan, pengalaman, pendidikan maupun peningkatan kapasitas dalam diri kita.

"Pemateri dalam kegiatan ini berikan beragam pengalaman saat di Jerman sekaligus membuka tips agar kalian bisa membanggakan sekolah dan keluarga lewat produktivitas dan kompetensi yang kalian miliki, " Pesannya.

Dengan adanya workhsop ini, ia berharap para siswanya bisa menempuh studi lanjutan dan bisa kerja, bukan saja di dalam negeri tapi juga luar negeri.

"Kami berharap program ini bisa berkelanjutan dimana para siswanya bisa diberi ruang untuk menempuh studi lanjutan di Jerman dan juga magang hingga kerja, " Tandasnya.


Alwien Parahita, pemateri dalam kesempatan tersebut mengatakan, pihaknya kerjasama dengan organisasi di Jerman dan mengabarkan kepada para siswa dan masyarakat bahwa potensi pendidikan di Jerman banyak yang perlu di ketahui orang banyak. Diakui Alwin, setelah 14 tahun di Jerman menghabiskan masa muda dengan study dan kerja, dirinya baru sekitar 6 bulan ada di Indonesia lagi. Ia ingin mengajak para siswa kiranya berani bermimpi dan berkeinginan yang tinggi. Sebab, dari pengalaman yang ia tempuh, di Jerman ini kualitas pendidikannya merata, kemudian studynya juga bertaraf internasional dengan masa study singkat S1 (6-7 semester) dan S2 (3-4 Semester) secara gratis, bahkan, biaya hidup relatif murah 500-750 euro perbulan.

"Kelebihan lainnya adalah peluang bekerja sambil kuliah lebih terbuka dan peluang magang di industri terbaik di dunia dan menjadi ekonomi terkuat di dunia, di negara ini juga kampus-kampus modern jadi jantung Eropa," Tandasnya.

Indonesia sebut Alwien, berada di peringkat 18 Dunia dengan jumlah pelajar/mahasiswa yang menempuh pendidikan di Jerman saat ini, atau sekitar 6.000 an.

"Untuk itu, benar kiranya apa yang di ungkapkan Kepala SMK Indonesia Mas, bahwa kita harus merubah pola pikir dan menjadi pribadi dengan kualitas dan kapasitas yang baik, karena kita akan sangat dibutuhkan di masa-masa mendatang, " Katanya. (Red)
Posting Komentar