Kanker Serviks Bisa Dicegah dengan Vaksin Sejak Anak Usia SD
Salah satu kanker yang diderita kaum hawa selain kanker payudara adalah kanker serviks. Jenis kanker ini bisa dicegah sejak dini, caranya lewat vaksinasi.
Koalisi Indonesia Cegah Kanker Serviks (KICKS) berkolaborasi dengan Dinas Kesehatan DKI Jakarta adakan edukasi manfaat vaksin dan pencegahan kanker serviks bagi siswi-siswi sekolah dasar.
Para perempuan dan para orang tua diedukasi untuk melindungi diri dan anak-anak mereka dari ancaman kanker serviks dengan melakukan vaksinasi HPV dan melakukan deteksi dini secara reguler.
“Eliminasi kanker serviks melalui pencegahan dan vaksinasi HPV. Saya juga berharap semua pemangku kepentingan untuk bekerja sama secara berkesinambungan dalam upaya promotif, preventif, diagnosis, kuratif, rehabilitatif dan paliatif untuk penanggulangan kanker yang lebih baik,” kata Ketua Umum Cancer Information and Support Center (CISC) dan Penggagas KICKS Aryanthi Baramuli Putri dalam webinar, Sabtu (6/11).
Spesialis Obstetri Ginekologi & Anggota HOGI dr. Andi Dharma Putra Sp. OG (K), mengatakan kanker serviks dikenal sebagai silent killer bagi kaum perempuan karena inkubasi HPV tidak menunjukkan gejala apapun dan butuh waktu lama, bahkan dapat lebih dari sepuluh tahun untuk berkembang menjadi kanker serviks. Terlebih, usia produktif merupakan usia yang rentan terinfeksi oleh virus HPV, terutama HPV tipe 16 dan tipe 18 yang dapat mengakibatkan kanker serviks.
“Untuk itu, saya sangat menganjurkan perempuan-perempuan di Indonesia untuk tidak menunda dan segera mencari informasi mengenai kanker serviks dan pencegahannya melalui vaksinasi HPV dengan mengikutsertakan anak-anaknya mengikuti imunisasi di sekolah, atau berkonsultasi dengan dokter di rumah sakit dan klinik terdekat. Sebab, kanker tersebut merupakan salah satu kanker yang dapat dicegah dengan vaksinasi,” kata dr. Andi.
Sesuai dengan rekomendasi Satgas Imunisasi Anak dan Satgas Imunisasi Dewasa, vaksinasi HPV dapat memberikan manfaat dan perlindungan mulai dari usia 9 tahun hingga 55 tahun. Rekomendasi vaksinasi HPV juga sejalan dengan strategi global WHO untuk mengeliminasi kanker serviks, dengan mencakup hingga 90 persen vaksinasi HPV, 70 persen cakupan skrining, dan 90 persen akses ke pengobatan terkait di semua negara.
“Selain itu, vaksinasi HPV tidak hanya mencegah bahaya kanker serviks, tetapi juga penyakit terkait HPV lainnya, seperti beberapa penyakit kulit dan kelamin pada pria,” kata dr. Andi.
Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan, Ditjen P2P Kementerian Kesehatan Prima Yosephine menjelaskan imunisasi juga diberikan pada anak usia sekolah melalui salah satu program imunisasi wajib pemerintah yaitu Bulan Imunisasi Anak Sekolah atau BIAS. Vaksin HPV merupakan salah satu vaksin wajib di beberapa daerah kabupaten/kota terpilih dan ditujukan untuk anak perempuan kelas 5 dan 6 Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah atau sederajat. Pada kondisi ini, pengobatan menjadi lebih sulit, lebih mahal serta tingkat keberhasilan juga menurun. Untuk itu, dibutuhkan edukasi yang berkelanjutan terhadap masyarakat luas, terutama orang tua dan generasi muda bahwa vaksin HPV merupakan investasi kesehatan sebagai langkah perlindungan utama dari berbagai macam penyakit di masa depan yang diakibatkan virus HPV.
“Vaksinasi adalah hak anak, dan menjadi kewajiban bagi orangtua untuk memberikan imunisasi kepada anak,” kata Prima.
Menurut data GLOBOCAN 2020, angka kanker serviks di Indonesia meningkat hampir 15 persen dibandingkan pada tahun 2018 dengan jumlah kasus 36.633 dan membunuh 57 perempuan Indonesia setiap harinya. Jika kita tidak bertindak, kematian akibat kanker serviks akan meningkat hampir 50 persen pada tahun 2030.(***)