Renny Astuti Minta Anggaran Bimtek Pertanian Dioptimalkan

Anggota Komisi IV DPR RI Renny Astuti meminta kepada seluruh jajaran eselon 1 Kementerian Pertanian RI untuk dapat menganggarkan secara optimal kegiatan Bimbingan Teknis, pelatihan atau sosialisasi kepada petani. 

Menurutnya, kegiatan bimtek yang dilaksanakan Renny bersama Kementan, mendapat antusiasme yang tinggi dari masyarakat, khususnya di daerah pemilihannya.

“Karena mereka sudah 2 tahun tidak mengikuti bimtek ini. Sehingga ketika kita melaksanakan bimtek, masyarakat antusias mengikutinya,” kata Renny.

 

Namun ia meminta agar juknis bimtek tersebut bisa lebih fleksibel serta berorientasi pada outcome dan kegiatan sosialisasi yang bersifat aspirasi harus sesuai dengan keadaan di lapangan. “Ada bimtek yang harus dilakukan di hotel. Ini kami minta bimtek bisa dilaksanakan dimanapun, tidak harus di hotel. Karena tidak semua daerah memiliki hotel yang mempunyai kapasitas sebanyak peserta bimtek,” imbuh Renny.

 

Di sisi lain, Renny mengaku tertarik dengan program Wirausaha Muda Pertanian yang dikemukakan Kepala BPPSDMP. Pasalnya, sejumlah mahasiswa Fakultas Pertanian dari beberapa universitas di dapilnya sudah direkrut Dinas Pertanian Kota Palembang, untuk diajak turun langsung dan dilibatkan dalam program P2L. Selain itu mereka juga diberikan lahan di dinas pertanian untuk terjun ke lapangan. “Mungkin para mahasiswa ini bisa mengakses program ini. Tolong nanti kami disampaikan penjelasan cara mengaksesnya,” ujarnya.

 

Renny mengaku sepakat dengan Dirjen Perkebunan terkait strategi membangun pertanian maju, modern dan mandiri untuk meingkatkan daya saing. Namun yang perlu diperhatikan adalah penyediaan bibit yang benar-benar unggul dan saprodi yang berkualitas agar hasil produksi mampu bersaing di pasar dunia. Maka perlu diperhatikan pengawasan dan monev dalam penyaluran bantuan bibit dari semua komoditi.

 

“Dari bibit yang kami terima, terus terang mengecewakan, (ukurannya) terlalu kecil. Ini tolong menjadi perhatian (Ditjen Perkebunan), karena akan percuma. Ketika bibit ditanam petani dengan ukuran bibit terlalu kecil ini akan lebih mudah mati. Ini perlu menjadi perhatian serius,” tandas legislator dapil Sumatera Selatan I tersebut. (sf)

Posting Komentar