no fucking license
Bookmark

BPN Karawang "Desak" Kuota PTSL Penuhi Target, Kades : Jangan Memaksakan Saat Pandemi !

Badan Pertanahan Nasional (BPN) Karawang terus mendorong para Kepala Desa dan Tim PTSL Desa agar memenuhi target sertifikasi sesuai jumlah kuota yang telah ditetapkan. Tanpa adanya toleransi, kuota program pengadaan sertifikat tanah bagi masyarakat tersebut, justru menuai kendala sosial di lapangan yang di rasakan para Kepala Desa. Selain implikasi politik Pilkades, kondisi pandemi Covid_19 menjadi hambatan tersendiri suksesnya PTSL sesuai kuota yang ditetapkan.

"Ibu Kepala BPN meminta semua target PTSL tetap dilaksanakan sesuai kuota yang telah di tetapkan setiap desa. Untuk itu, kami meminta kerjasama dan kekompakan agar semua targetnya sesuai dengan yang di SK kan. Kami faham dilapangan seperti apa, tapi memang ini program harus berlanjut dan sesuaikan dengan jumlah target awal di setiap desa, " Kata Tim 1 PTSL BPN Karawang, Ganda Atmaja saat di Desa Rawagempol Wetan Kecamatan Cilamaya Wetan, Senin (26/7).

Kades Sukakerta, H Bukhori mengatakan, inginnya semula memang ada toleransi agar di perlonggar jumlah kuota untuk program PTSL di setiap desa selama Pandemi ini. Sebab, selain implikasi politik paska Pilkades di beberapa desa yang menuai kontroversi, juga progres penyelesaian serrifikat sendiri yang lambat dari BPN dari ajuan tahun sebelumnya, membuat pemerintah desa dan masyarakat semakin lelah dan antipati terhadap program. "Saya yakin tidak ada satupun kades yang tidak mendukung program ini. Cuma masalahnya kalau di suguhi kuota dan target  pendaftaran terus, sementara yang sebelumnya sertifikat lama jadi, ini membuat gejolak sosial tersendiri dilapangan, " Katanya. 

Bukhori menambahkan, kalau ibu kepala BPN mau marah, silahkan marahi saja para Kades dan pihaknya siap. Karena memang realita di lapangan saat ini, sulit menjaring masyarakat yang mau, apalagi ada permasalahan soal kelengkapan berkasnya. Ada yang pekerjaan pendaftaran ditahun sebelumnya, berlanjut di pemerintahan saat ini. "Jujur saja, ada kekecewaan di program ini dibanding program lainnya seperti Prona misalnya. Sebab, masyarakat menginginkan PTSL ini ya seperti pemutihan. Target PTSL ya harus lewat pengukuran ulang, apalagi banyak pelimpahan yang tidak tercatat ditahun 1970 an, " Ujarnya.

Kalaupun tidak memenuhi target 100 persen, sambung Bukhori, setidaknya dalam progres setiap pekerjaan 80 persen saja, harusnya sudah bisa dikatakan sukses dan terpenuhi. "Kalau inginnya tetap sesuai target, ya sudah silahkan dan kita siap-siap saja, jeda waktu 2 bulan mudah-mudahan kita benar-benar bisa melakukannya dilapangan dan para kades lainnya, " Ungkapnya. (Rd)
Posting Komentar

Posting Komentar

Close x