Konsumsi Listrik Industri Otomotif di Jawa Barat Naik 20% Dibanding Tahun 2020

PLN Unit Induk Distribusi Jawa Barat merilis data sepuluh golongan tarif yang memberikan kontribusi kWh tertinggi (YoY) sampai dengan bulan Mei 2021. Berdasarkan data tersebut, total kWh jual sampai dengan bulan Mei 2021 yaitu sebesar 10,09 TWh di mana 48,96 % nya merupakan kontribusi dari pelanggan golongan tarif I3 (Industri).  

“Penjualan listrik segmen industri sampai dengan bulan Mei 2021 sudah menunjukkan perbaikan. Hal ini dapat dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2020," ungkap Iwan Ridwan, Manager Komunikasi PT PLN (persero) Unit Induk Distribusi Jawa Barat, Minggu (27/6/2021).

Pertumbuhan segmen industri berdasarkan kWh jual per Mei 2021 (YoY) naik 6,96% dari 8,41 TWh di Mei 2020 menjadi 9,06 TWh di Mei 2021.

Iwan memaparkan, jenis usaha yang mengalami pertumbuhan pemakaian kWh jual tertinggi per Mei 2021 adalah mesin/otomotif/bengkel , meubel/furniture/hasil olahan kayu & rotan, dan plastik/karet & olahannya. 

Pertama, industry otomotif (mesin/otomotif/bengkel) mencatatkan kenaikan pertumbuhan kWh jual tertinggi dibanding jenis usaha lain sebanyak 20,92%, naik dari 17,27 GWh menjadi 20,88 GWh di periode yang sama tahun ini. 

“Berdasarkan rilis data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo),  industri otomotif Indonesia kembali mengalami peningkatan penjualan di bulan Mei 2021 ini. Tidak hanya penjualan, produksi roda empat secara nasional juga terus tumbuh yang berarti konsumsi listrik industri akan semakin meningkat. Hal tersebut didorong insentif pajak penjualan barang mewah yang ditanggung pemerintah,” ujar Iwan.

Di Jawa Barat sendiri, industri otomotif terbesar ada di wilayah kerja PLN UP3 Karawang dan UP3 Cikarang. Di Karawang ada pabrikan Toyota dan Daihatsu yang berlokasi di Karawang International Industrial City; Honda di Kawasan Industri Mitra Karawang; serta Daihatsu dan Hino di Kawasan Industri Suryacipta. Sedangkan di Cikarang pabrikan Mitsubishi, Hyundai, Suzuki dan Wuling, semuanya terpusat di kawasan industri Deltamas. 

Kedua, industri meubel, furniture, hasil olahan kayu dan rotan menyumbang pertumbuhan kWh jual sebesar 19,47% menjadi 47,74 GWh. Mengutip siaran pers kementerian perindustrian, industri pengolahan kayu di tanah air terus menunjukkan pertumbuhan dimana pada triwulan I 2021 industri furnitur telah bangkit dan tumbuh positif sebesar 8,04%. “Produktivitas industri pengolahan kayu dalam negeri yang terus meningkat ini tentu seiring peningkatan pemakaian listrik,” tambah Iwan. 

Ketiga, jenis usaha plastik, karet dan olahannya. Badan Pusat Statistik mencatat, di kuartal I tahun 2021 ini industri karet dan plastik merupakan sektor yang masih tumbuh di kelompok industri pengolahan non migas sebesar 3,84%. Hal ini dipengaruhi oleh permintaan akan bahan plastik, karet dan olahannya dari sektor industri makanan, minuman, masker dan produk kesehatan seiring dengan meningkatnya trend belanja makanan online, serta permintaan pasar akan masker. Pertumbuhan konsumsi listrik segmen usaha ini naik sebesar 11,74%  yang setara 88,85 GWh. **(ts)

Posting Komentar