Dewan Karawang Galau Anggaran Pokir di Refocusing Lagi


Foto ilustrasi

Tahun 2020 lalu, pandemi Covid-19 bukan saja menggerek anggaran belanja ASN dan Infrastruktur saja dalam program Refocusing. Tetapi juga, ikut menyedot anggaran pokok pikiran (Pokir) aspirasi DPRD Karawang yang menghilangkan Rp2 Milyar setiap anggotanya. Namun, pandemi Covid-19 yang masih belum berakhir ditahun 2021 ini, membuat sejumlah Dewan cemas anggaran aspirasi kembali di recofusing dan berdampak pada terbengkalainya ajuan dari hasil reses. 
Foto : Kegiatan Reses Anggota DPRD Komisi II di Desa Linggarsari, Kecamatan Telagasari


Anggota DPRD Karawang Teddy Luthfiana mengungkapkan, ditahun 2020 dirinya biasa membangun fisik sebanyak 25 titik dengan nilai anggaran Rp5 Milyar, terpaksa di pangkas jadi belasan titik saja, karena Rp2 Milyar diantaranya di refocusing untuk penanggulangan dan pencegahan Covid-19 ditahun 2020. Saat ini, diakui Teddy, saat reses kedua tahun 2021, pihaknya kembali menerima beragam ajuan dan keluhan masyarakat, baik turap, jalan pertanian, hingga jembatan. Sehingga, beberapa titik yang tertunda sebelumnya, diharapkan bisa realisasi dan tahun ini bisa kembali normal totalnya 25 titik atau Rp5 Milyar.  "Jujur, kami juga di DPRD was-was kalau sampai ada refocusing lagi karena sekarang masih Pandemi, tapi itu kita maklumi juga untuk pencegahan penyebaran covid-19 di Karawang, tapi dampakmya ya tadi, ajuan-ajuan yang seharusnya bisa di realisasi jadi banyak yang tertunda, karena kita dijatah menjadi Rp3 Milyar per Dewan, " Ungkap Dewan Golkar di sela-sela Reses ke II Tahun 2021 di Desa Linggarsari Kecamatan Telagasari, Rabu (5/5).

Dewan Partai Golkar ini menambahkan, APBD Karawang itu tembus sampai sekitar Rp4,2 Triliun pertahun, namun alokasi setengahnya di dominasi oleh belanja pegawai dan sisanya untuk infrastruktur dan pemberdayaan. Para anggota DPRD, diakui Teddy, dijatah Rp5 Milyar pertahun untuk merealisasikam aspirasi masyarakat di daerah pemilihannya setelah hasil reses. Pertitik, sebutnya, anggarannya sekitar Rp200 jutaan, maka jangan heran, ketika ada pembangunan jalan yang nanggung, ada turap yang kurang pas panjangnya, karena memang yang dianggarkan pertitik itu Rp200 juta. "Karenanya ia berharap, setelah meninjau keluhan dari masyarakat Linggarsari kaitan infrastruktur, kita bersama tim akan membuat skema, mana titik yang akan di prioritaskan, dan insha Allah bisa direalisasikan kedepan, "  Ujarnya. (Rd/rls).
Posting Komentar