Pantai Tanjung Baru Butuh Pemecah Gelombang Untuk Selamatkan Ini !

Pantai Tanjung Baru Desa Pasirjaya Kecamatan Cilamaya Kulon, menjadi titik terparah dampak banjir rob yang terjadi sepanjang tahun 2020. Terang saja, selain mengancam keselamatan penduduk yang di huni 37 KK, sedikitnya 200 hektar lahan pertanian sudah berulangkali gagal tanam akibat tergerus air asin laut. Mengantisipasi itu, di sela-sela reses Anggota DPRD Rabu (18/11), pemerintah desa dan warga setempat berharap pemerintah fasilitasi pengadaan sarana pemecah gelombang untuk menahan banjir tidak lebih meluas.


"Selama ini tanggul dibuat swadaya, maka solusi pertama dan prioritas itu adalah sarana pemecah gelombang. Anggarannya memang tidak sedikit, tapi kiranya bisa di fasilitasi baik ke provinsi maupun pusat agar ini bisa terwujud, " Kata Pegawai Desa Pasirjaya Atim Zulkarnaen.

Setidaknya, sambung Atim, ada dua keuntungan jika pemecah gelombang ini di realisasikan, pertama selain menyelamatkan warga setempat akibat pengikisan yang terus terjadi pada bangunan rumah dan warungnya, juga bisa menyelamatkan lahan pertanian yang jumlahnya lebih dari 200 hektar dari ancaman gagal tanam. "Selain menyelamatkan warga, ini juga bisa menyelamatkan lahan pertanian dan tambak, sebab rob kemarin-kemarin sudah masuk pesawahan, " Ujarnya.

Kades Pasirjaya, Abdul Hakim mengatakan, setiap kali ada banjir rob diakuinya pemerintah sangat respon hanya sebatas memintai data-data dampak dan kerusakan hingga korban. Namun, bantuan yang diberikan, tidak sebanding dengan yang di butuhkan para korban. Ia menyebut, lahan pertanian yang sudah gagal tanam 200 hektar, tidak langsung diberikan bantuan benih misalnya, kemudian korban terdampak dalam ancaman, tak pernah di beri solusi relokasi dan pembiayaannya, sebab terangsaja sambung Kades yang akrab di sapa Wakzie Saglak ini, pemerintah melalui BPBD dan Dinsos hanya menurunkan bantuan air mineral saja dan sedikit mie intsan, itu, jelas tak sesuai dengan kebutuhan konkrit para korban. "Jadi memang, pemecah gelombang ini adalah salah satu harapan yang realistis untuk meredam, minimal mengantisipasi kebencanaan yang terus larut setiap tahun, " Ujarnya.

Banjir Rob

Menyikapi itu, Anggota DPRD Karawang H Cita mengaku prihatin atas kurang responnya pemkab tangani tanjung baru. Bukan saja soal rob, tapi pengembangan wisatanya juga rendah perhatiannya. Seharusnya, Pemkab sokong infrastruktur jalan di prioritaskan lewat Dinas PUPR menuju akses wisata, karena dengan jalanan yang bagus biasanya kecantikan wisata akan mengikuti kemudian. Lantas soal kebencanaan, sepengetahuannya belum ada aspirasi DPRD yang alokasinya memang untuk pembangunan pemecah gelombang, karena ini membutuhkan anggaran yang lebih besar. Sehingga, atas keluhan ini, DPRD sebatas bisa mendorong dan menekan Pemkab, agar harapan warga Pasirjaya memiliki pemecah gelombang untuk penyelamatan ancaman Rob, ini bisa terwujud. "Kita akan tekan Pemkab, bisa dianggarkan di Provinsi atau pusat, sebab anggarannya memang cukup besar " Katanya.***
Posting Komentar