Hebohkan Warganet, BMKG Paparkan Apa Itu Gelombang Panas

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) membantah gelombang panas tengah melanda Indonesia.

Sebelumnya informasi tentang gelombang panas menghebohkan warganet, di mana warga diimbau tak minum air es.

Minum karena haus

Pasalnya bisa menyebabkan pembuluh darah pecah dan berujung kematian. Namun BMKG menyebut info tersebut hoaks alias tidak benar.

Lantas apa itu gelombang panas? Kepala BMKG Dwikorita Karnawati pun menjelaskannya.

“Gelombang panas dalam ilmu klimatologi didefinisikan sebagai periode cuaca (suhu) panas yang tidak biasa yang biasanya berlangsung setidaknya lima hari berturut-turut atau lebih (sesuai batasan Badan Meteorologi Dunia atau WMO) disertai oleh kelembapan udara yang tinggi,” ujarnya dikutip dari Ayo Bekasi—jaringan Suara.com—Minggu (15/11/2020).

Untuk dianggap sebagai gelombang panas, kata Dwikotira, suatu lokasi harus mencatat suhu maksimum harian melebihi ambang batas statistik.

Misalnya 5 derajat celcius lebih panas dari rata-rata klimatologis suhu maksimum, dan setidaknya telah berlangsung dalam lima hari berturut-turut.

“Apabila suhu maksimum tersebut terjadi dalam rentang rata-ratanya dan tidak berlangsung lama maka tidak dikatakan sebagai gelombang panas,” ujarnya.

Gelombang panas juga umumnya terjadi berkaitan dengan berkembangnya pola cuaca sistem tekanan atmosfer tinggi di suatu area secara persisten dalam beberapa hari.

Dalam sistem tekanan tinggi tersebut, terjadi pergerakan udara dari atmosfer bagian atas menuju permukaan (subsidensi) sehingga termampatkan dan suhunya meningkat.

Pusat tekanan atmosfer tinggi ini menyulitkan aliran udara dari daerah lain masuk ke area tersebut.

Semakin lama sistem tekanan tinggi ini berkembang di suatu area, semakin meningkat panas di area tersebut, dan semakin sulit awan tumbuh di wilayah tersebut.

“Saat ini, berdasarkan pantauan BMKG terhadap suhu maksimum di wilayah Indonesia, memang suhu tertinggi siang hari ini mengalami peningkatan dalam beberapa hari terakhir,” ujarnya.

Tercatat suhu > 36 derajat Celcius terjadi di Bima, Sabu, dan di Sumbawa pada catatan meteorologis tanggal 12-11-2020.

Suhu tertinggi pada hari itu tercatat di Bandara Sultan Muhammad Salahudin, Bima yaitu 37,2 derajat Celcius.

Namun, catatan suhu ini bukan merupakan penyimpangan besar dari rata-rata iklim suhu maksimum pada wilayah ini, masih berada dalam rentang variabilitasnya di bulan November 2020.***

Posting Komentar