Jreng.... Ini Motif Alpin Tusuk Syek Ali Jaber

Polisi menemukan fakta baru terkait aksi pemuda bernama Alpin Andria (24) yang menikam pendakwa Syekh Ali Jaber saat sedang berceramah di Masjid Falahuddin, Bandar Lampung, beberapa waktu lalu.

Dari hasil penyidikan sementara, motif Alpin melakukan penusukan karena emosi dengan adanya kegiatan keagamaan di dekat kediamannya yang dihadiri oleh Syekh Ali Jaber.

foto istimewa

“Tersangka sendiri sudah ada niat, ada rasa kesal pada saat mendengar adanya ceramah Syekh Ali Jaber,” kata Kabid Humas Polda Lampung Kombes Zahwani Pandra Arsyad seperti ditulis Terkini.id--jaringan Suara.com dari tayangan YouTube Lampung TV, Rabu (16/9/2020) kemarin.

Lantaran saking geram, Alpin lalu mengambil sebilah pisau dari kediamannya dan menuju ke kegiatan acara tersebut.

“Didahului dengan menyiapkan mengambil senjata tajam dari rumah tersangka," katanya.

Polisi menduga jika Alpin sudah merencanakan percobaan pembunuhan terhadap Syekh Ali Jaber.

“Tersangka ini sudah ada suatu perencanaan untuk melakukan suatu pembunuhan,” kata dia.

Pandra memaparkan saksi yang telah diperiksa di antaranya adalah keluarga dan paman pelaku, saksi korban, para saksi mata, perekam video, hingga ibu-ibu yang diajak berfoto olehSyekh Ali Jaber.

“Sampai hari ini sudah 15 saksi yang dilakukan pemeriksaan,” ungkap Pandra.

“15 saksi tersebut guna melengkapi berkas perkara yang saat ini kami kejar untuk segera kami limpahkan kepada jaksa penuntut umum,” sambungnya.

Pandra mengatakan, dalam kasus ini satuan seperti Densus, Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Pusdokkes) Polri, hingga Bareksrim Polri ikut turun tangan membantu pemeriksaan.

“Kehadiran dari tim tersebut adalah untuk memperkuat di dalam konstruksi pasal, kemudian melakukan penyelidikan apakah masih ada kaitan dan lain sebagainya,” pungkasnya.

Sadar dan Lancar Menjawab

Alfin sendiri diketahui sadar penuh saat menjalani pemeriksaan bersama psikiater.

“Sampai sejauh ini menurut psikiater, tersangka AA ini masih bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan,” ujar Pandra.

“Artinya masih dalam keadaan sadar dia menjawab pertanyaan-pertanyaan itu.”

Alfin juga telah membeberkan alasan dirinya menusuk Syekh Ali Jaber.

“Apa motivasinya dia melakukan tindak pidana itu sudah jelas disampaikan, bahwa yang dirasakan oleh dia adalah perasaan gelisah,” kata Pandra.

“Apalagi pada saat itu kegiatan itu berlangsung tidak jauh dari rumah tersangka,” sambungnya.

Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan, Alfin ternyata kerap hidup berpindah-pindah.

Mulai dari ikut bersama pamannya, lalu sempat juga tinggal bersama kakeknya.

Bagi keluarganya, Alfin dicap sebagai beban karena kerap berbuat masalah.

“Dan selalu menjadi beban orangtuanya,” kata Pandra.

Status Alfin sendiri merupakan lajang tanpa pekerjaan tetap.

Pandra menuturkan, Alfin selalu dianggap sebagai masalah bagi keluarganya, di manapun dia berada.

“Di dalam kesehariannya juga sering bermasalah di dalam keluarganya,” terangnya.

“Artinya selalu menjadi beban keluarga di manapun dia berada,” jelas Pandra.

Ulama Tak Punya Musuh

Di sisi lain, Syekh Ali Jabermengaku insiden penusukan tersebut menjadi pengalaman buruk pertama selama 12 tahun berdakwah di Indonesia.

Dirinya juga merasatidak mempunyai musuh siapapun lantaran dalam berdakwahnya selalu menjaga kedamaian para umat.

Menurutnya, perdamaian tersebut tidak hanya dilakukan kepada sesama muslim, melainkan juga para tokoh agama lain.

Pengakuan tersebut disampaikan Syekh Ali Jaberdalam acara Kabar Petang ‘tvOne’, Senin (14/9/2020) lalu.

“Alhamdulillah selama 12 tahun enggak pernah saya mengalami hal seperti ini, maupun di sosial media alhamdulillah hubungan saya baik sama seluruh masyarakat, tokoh-tokoh, bahkan tokoh beda agama,” ujar Syekh Ali Jaber.

“Selama dakwah 12 tahun selalu berusaha menjaga perasaan umat, menjaga kebersamaan, memimpin umat selalu menjaga kedamaian,” jelasnya.

Syekh Ali Jaber kemudian menyinggung soal kontestasi Pilkada Serentak yang diakuinya selalu dilibatkan di dalamnya.

Ia mengaku berperan untuk menciptakan suasana kondusif jelang Pilkada Serentak di daerah-daerah yang memang rawan terjadinya konflik.

“Bahkan saya sering kali ditugaskan untuk turun ketika Pilkada Serentak ke daerah-daerah yang dikhawatirkan konflik saya menenangkan umat di sana,” katanya.

Maka dari itu, Syekh Ali Jaber merasa tidak menyangka ketika ada orang yang justru mau mencelakakan dirinya.

Sementara itu terkait materi tausiyahnya, ia menjamin tidak ada yang berbau dengan kekerasan ataupun hal-hal yang bisa memecah-belah umat maupun negara.

“Dan alhamdulillah selama ini, silakan cek semua tausiyah-tausiyah saya, saya enggak pernah ada tema-tema kekerasan atau ajakan atau hal-hal yang membahayakan,” ungkapSyekh Ali Jaber.

“Justru semua alhamdulillah dikenal dengan baik,” pungkasnya.

Posting Komentar