Terungkap, Ini Alasan Nadiem Makarim Bentuk Program Organisasi Penggerak

Program Organisasi Penggerak (POP) yang dicetuskan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) telah memicu kontroversi dan membuat kisruh. Kini, Nadiem angkat berbicara mengenai alasannya membuat program tersebut.

Nadiem mengaku POP dibuat agar ia bisa memetakan kebijakan apa yang paling efektif. “Program Organisasi Penggerak dilaksanakan dengan tujuan mencari bibit-bibit inovasi yang sudah dilakukan berbagai macam ormas di gerakan pendidikan,” ujar Nadiem melalui konferensi video, Jumat (24/7).

Selama ini, Nadiem mengatakan ia kerap mendapat banyak laporan bahwa banyak organisasi masyarakat yang melakukan inovasi dalam pelatihan guru. Oleh sebab itu, ia menciptakan POP dengan harapan dapat mengatasi permasalahan tersebut.

Program Organisasi Penggerak ini sendiri merupakan sebuah pelatihan bagi guru-guru dengan melibatkan organisasi masyarakat di bidang pendidikan. Selanjutnya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) lantas akan memberikan dana kepada ormas yang membantu pendidikan itu.

Nadiem berharap jika programnya tersebut dapat berdampak baik bagi masyarakat dan bisa diterapkan dengan skala yang lebih besar. POP menargetkan hasil Asesmen Kompetensi dan Survei Karakter siswa sebagai acuan keberhasilan pelatihan.

”Dari situ harapan saya Kementerian bisa pilih mana metode (pelatihan) yang terbaik,” harap Nadiem. “Dan memasukan dalam sistem pendidikan nasional.”

Adapun dana yang disiapkan untuk program tersebut sangatlah besar, mencapai Rp595 miliar. Nantinya, anggaran tersebut akan dibagi dan diberikan kepada para peserta untuk menjalankan pelatihan.

Nadiem menjelaskan jika jumlah anggaran yang akan dibagi kepada setiap peserta berbeda-beda dan sesuai kategori. Ada kategori kijang dengan dana hingga Rp1 miliar, kategori macan dengan dana hingga Rp5 miliar, dan kategori gajah dengan dana hingga Rp20 miliar.

Namun, kontroversi terjadi setelah sejumlah ormas, seperti Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), Lembaga Pendidikan (LP) Ma'arif PBNU dan Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) PP Muhammadiyah batal ikut dalam program tersebut. Keduanya menilai ada kejanggalan dalam program Nadiem lantaran melihat ormas lain yang ikut serta.

Nadiem juga dalam kesempatan ini turut membahas mengenai adanya ormas-ormas besar yang mengundurkan diri. Ia berjanji akan segera melakukan evaluasi programnya selama sebulan kedepan dengan melibatkan pihak eksternal.**

Posting Komentar