no fucking license
Bookmark

Tak Miliki Biaya Beli Paket, Siswa SMP, Sekolah di Warkop

Pandemi COVID-19 cukup sukses membolak-balikkan tatanan kehidupan. Jika dulu marak razia pelajar berseragam yang nongkrong di warkop saat jam pelajaran, kini malah sebaliknya. Akibat pandemi, tak sedikit pelajar berseragam lengkap malah asik nongkrong dan sibuk dengan gadgetnya masing-masing.

Pemandangan itu terlihat di Warung Kopi (Warkop) Pitulikur, tepatnya di Jalan Bagong Tambangan Surabaya. Di antara hiruk-pikuk suara kendaraan bermotor dan silih bergantinya pelanggan, ada sejumlah pelajar berseragam lengkap tengah asik memainkan gadgetnya. Mereka merupakan pelajar dari berbagai sekolah negeri dan swasta di Surabaya yang tinggal di sekitar warkop Pitulikur.

Iqbal Dovan, misalnya, siswa kelas 7 SMP Negeri 10 ini mengaku, dirinya dan teman-temannya sengaja datang ke warkop bukan untuk kongkow. Melainkan berburu wifi gratis untuk mengikuti sekolah daring. "Ini saya sedang mengerjakan Bahasa Inggris," katanya.

Para pelajar ini mendapatkan informasi wifi gratis di Warkop Pitulikur dari informasi media sosial. Pelajar ini mengatakan, sebelum bersekolah di warkop mereka harus mengeluarkan Rp20 ribu dalam setiap minggunya untuk membeli paket internet."Di sini gratis dan dikasih teh hangat," ucapnya. (Baca juga: Kemenkes: Sebanyak 7.008 Anak Indonesia Terpapar Covid-19)

Iqbal dan teman-temannya datang jam 08.00 WIB. Dikatakan, kalau pakai wifi memang jadi tidak kepikiran paket datanya.

Sementara itu, pemilik Warkop Pitulikur, Husin Gosali atau Cak Cong, mengatakan fasilitas wifi gratis tersebut untuk menfasilitasi siswa-siswi yang kesulitan mengakses internet, baik secara fasilitas teknis maupun secara ekonomi.

Bahkan, Cak Cong juga menyediakan colokan khusus untuk mengisi baterai HP. Bagi pelajar yang ingin memanfaatkan wifi gratis disarankan sudah makan dari rumah dan dilarang bermain game.

"Saya berharap fasilitasi ini bisa memberi manfaat warga sekitar," tandasnya.**#

Posting Komentar

Posting Komentar

Close x