Pemerintah Indonesia Putuskan Hapus New Normal Usai Ramai Salah Diartikan, Ini Istilah Penggantinya

Saat masyarakat kembali diperbolehkan beraktivitas di tengah pandemi dan istilah new normal pun dirilis pemerintah.

Namun dengan munculnya istilah nama new normal banyak disalahartikan oleh masyarakat Indonesia.

Alhasil pemerintah akan mengganti istilah tersebut dengan diksi yang bisa dimengerti masyarakat.

Pemerintah resmi hapus new normal, Achmad Yurianto beber istilah penggantinya.

Istilah new normal sudah familiar di telinga warga Indonesia sejak Presiden Jokowi menggaungkannya untuk mengajak masyarakat berdamai dengan Virus Corona atau covid-19.

Namun, belakangan Pemerintah melalui Gugus Tugas covid-19 mengakui istilah new normal salah, dan akan menggantinya.

Jubir Gugus Tugas covid-19 Achmad Yurianto pun menuturkan Pemerintah sudah punya istilah baru, pengganti new normal.

Istilah new normal yang dicanangkan pemerintah beberapa waktu lalu bakal dihapuskan.

Kebijakan ini diambil setelah melihat realita yang ada di lapangan.

Selanjutnya istilah new normal bakal diganti dengan kebiasaan baru untuk menggambarkan kondisi hidup berdampingan dengan virus Corona atau covid-19

Pemerintah mengaku salah menggunakan istilah new normal yang sering digunakan untuk hidup berdampingan di tengah Covid-19.

Hal tersebut diungkapkan oleh juru bicara pemerintah penanganan Covid-19 Achmad Yurianto.

Penggunaan istilah new normal kemudian diganti dengan kebiasaan baru.

"Diksi new normal dari awal diksi itu segera ubah. new normal itu diksi yang salah dan kita ganti dengan adptasi kebiasaan baru," kata Achmad Yurianto, Jumat (10/7/2020), seperti dikutip dari Kompas.com.

Yuri mengatakan istilah new normal ini sulit dipahami oleh masyarakat.

Hal serupa juga diungkapkan oleh Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Brian Sriphastuti.

Menurutnya, istilah new normal ini memang tidak mudah dimengerti masyarakat.

Banyak masyarakat yang tidak paham lantaran istilah new normal menggunakan bahasa asing.

"Pemahaman menggunakan 'new normal' sendiri, karena ada unsur bahasa asingnya, kemudian tidak mudah dipahami," kata Brian, dikutip dari Kompas.com, Sabtu (11/7/2020).

Brian mengatakan new normal seharusnya dimaknai sebagai adaptasi perilaku dalam menerapkan protokol kesehatan seperti menjaga jarak, memakai masker dan mencuci tangan dengan sabun.

"Jadi yang ditonjolkan bukan situasinya, tapi perilaku kita yang harus disesuaikan dengan situasi yang terjadi," kata Brian.

"Perilaku yang bisa membatasi atau menghindari transimisi persebaran lebih lanjut dari orang ke orang supaya tidak terinfeksi atau terpapar virus ini," ujar dia.

Penggunaan istilah new normal membuat masyarakat hanya berfokusi pada situasi "normal".

Padahal, menurut Brian, saat ini Covid-19 masih belum sepenuhnya hilang di lingkungan sekitar.**

Posting Komentar