Buka Sekolah di Tengah Pandemi Covid-19 Sama Saja Korbankan Anak-anak

Dalam rangka Hari Anak Nasional setiap 23 Juli, pemerintah diminta untuk serius melindungi anak di masa pandemi Covid-19. Salah satunya tidak buru-buru membuka sekolah. Termasuk di zona hijau.

Hal itu ditegaskan oleh Ketua Umum Komnas Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait. Menurut Arist, sekolah jangan sampai dibuka kembali sampai negara ini bisa menjamin vaksin untuk anak-anak sekolah.


Foto ilustrasi saja

“Sekolah jangan dibuka dulu jika, pertama, vaksin belum tersedia. Kedua, pemerintah belum bisa menjamin masyarakat mematuhi protokol kesehatan,” tegasnya kepada JawaPos.com, Rabu (22/7).

“Sebelum ada itu, sekolah jangan dibuka dulu. Jangan korbankan anak-anak. Satu saja anak sekolah meninggal karena Covid-19, hancur bangsa ini,” tukasnya.

Begitu pun di zona hijau. Menurut Arist tak bisa menjamin keselamatan anak dengan hanya zona berstatus hijau, merah, kuning atau oranye. Dia menilai status warna zona tersebut hanya klaim data oleh pemerintah.

“Siapa yang menjamin zona hijau? Siapa yang menentukan? Apa indikatornya. Komnas Perlindungan Anak atau masyarakat tak pernah kok diajak bicara soal penentuan zona hijau. Itu kan hanya pengumuman pemerintah,” ungkapnya.

Maka Arist menegaskan demi kesehatan dan upaya perlindungan anak, dia berharap sekolah jangan dibuka dulu. “Sekolah itu bisa dilakukan di mana saja,” tegasnya.

Sekarang masalah yang harus diselesaikan, kata dia, adalah masalah kuota ponsel atau gadget yang harus menjadi urusan pemerintah. Pemerintah didorong menambah alokasi anggaran pendidikan di daerah-daerah terpencil, yang memiliki keterbatasan sinyal dan kuota gadget.

“Pemerintah lakukan dong stimulus dan take over masalah kuota. Kerja sama Kementerian Pendidikan dan Kementetian Komunikasi dan Informatika membereskan ini. Tambah dana BOS untuk alokasi kuota. Agar anak bisa belajar dengan tenang dan aman, orang tua tak frustasi,” tegasnya.**

Posting Komentar